Radigfa Media

Jika Astronaut Meninggal di Ruang Angkasa, Apa yang Terjadi pada Tubuhnya?

radigfamedia.online - Setidaknya 21 individu telah mengalami kematian di luar angkasa sepanjang sejarah. Jimmy Wu, yang menjabat sebagai kepala insinyur di Translational Research Institute for Space Health di Baylor College of Medicine, Texas, memberikan penjelasan mengenai proses dekomposisi tubuh manusia di luar angkasa. 

Astronaut melakukan spacewalk. Foto: NASA

Wu mengungkapkan bahwa kondisi di ruang angkasa akan sangat memengaruhi perubahan tubuh manusia secara signifikan dibandingkan dengan di Bumi.

Baca Juga: PWNU Tetapkan pada 24 Februari Malam Nisfu Syaban 2024, Inilah Amalan Mulia dan Doa yang Membuka Pintu Ampunan

Di ruang angkasa, hampa udara dan tekanan rendah menyebabkan segala cairan di permukaan tubuh manusia, termasuk di kulit, mata, mulut, telinga, dan paru-paru, langsung menguap dan berubah menjadi gas. Selain itu, radiasi yang tinggi di ruang angkasa dapat mempercepat proses dekomposisi dengan memecah ikatan karbon dalam tubuh, yang mengakibatkan kerusakan pada kulit dan otot.

Baca Juga: Antara Fakta dan Fiksi: Memahami Dunia Sebagai Hologram dalam Alam Semesta yang Tak Terbatas

Suhu yang sangat rendah di ruang angkasa juga berpengaruh besar terhadap tubuh manusia. Wu menjelaskan bahwa air dalam tubuh kemungkinan besar akan membeku, menciptakan kondisi mirip dengan tubuh mumi. Oleh karena itu, tubuh manusia yang terdehidrasi dan terdekomposisi mungkin akan terlihat mengkerut.

Selain faktor-faktor tersebut, bakteri dalam tubuh jenazah juga akan segera memulai proses dekomposisi di ruang angkasa. Selama studi di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), terungkap bahwa bakteri dapat bertahan hidup di ruang angkasa selama 3 tahun. Suhu tinggi di ruang angkasa juga dapat mempercepat penguraian jenazah, meskipun umumnya ruang angkasa dikenal sangat dingin.

Baca Juga: Mengungkap Misteri Vibranium: Bahan Anti Peluru yang Mengejutkan Dunia

Myles Harris, seorang mahasiswa doktoral di University College London Institute for Risk and Disaster Reduction, menjelaskan bahwa penanganan jenazah di ruang angkasa harus dilakukan dengan hati-hati. Jenazah dapat menyebabkan tabrakan dengan berbagai objek di ruang angkasa, seperti puing-puing dan satelit, sehingga NASA merekomendasikan untuk meletakkan jenazah di luar orbit planet agar tidak menimbulkan risiko tabrakan.

Baca Juga: Revolusi Multiverse: Membuka Tabir Teori Alam Semesta Tak Terbatas

NASA juga sedang mengembangkan teknologi untuk mengawetkan jenazah di dalam pesawat antariksa selama beberapa waktu. Hal ini penting mengingat kemungkinan meninggal di ruang angkasa, sehingga pemahaman yang lebih baik tentang proses dekomposisi tubuh manusia di ruang angkasa dapat membantu pengembangan teknologi dan prosedur yang tepat untuk menjaga keselamatan para astronaut di masa depan.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak