Radigfa Media

Bersiap-Siap Memasuki Bulan Suci Ramadhan: Keutamaan, Petunjuk, dan Kesiapan Menuju Ketaqwaan

Bersiap-Siap Memasuki Bulan Suci Ramadhan - Foto Freepik

Radigfamedia.online - Bulan Ramadhan akan segera tiba, dan diharapkan bahwa dengan melaksanakan ibadah puasa, kualitas dan kuantitas ibadah kita akan meningkat. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan diri sejak awal agar dapat meraih buah ketakwaan. Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam pun memberikan pengingat melalui haditsnya yang menyarankan untuk mempersiapkan diri menghadapi bulan Ramadhan sejak bulan Rajab melalui sebuah doa.

 اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ 

Artinya: "Ya Allah, berkatilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban. Sampaikan kami dengan bulan Ramadhan."

Dari doa ini, seharusnya kita menyadari bahwa Ramadhan adalah bulan istimewa bagi umat Islam, dan karenanya sudah sewajarnya dipersiapkan jauh sebelumnya.

Seperti seseorang yang akan menghadapi hari pernikahan yang bahagia, seseorang pasti akan mempersiapkannya dengan baik jauh-jauh hari agar hari istimewanya berjalan lancar. Kebahagiaan akan selalu menghiasi hari-harinya menjelang pernikahan. Kedatangan bulan suci Ramadhan seharusnya disambut dengan sukacita. Ini adalah waktu yang istimewa yang Allah SWT anugerahkan hanya satu bulan dalam setahun. Kita seharusnya menantikan keutamaan-keutamaan yang terkandung di dalamnya.

Kegembiraan menyambut bulan suci Ramadhan seharusnya diwujudkan dengan terus meningkatkan kedalaman dan kualitas ibadah, seperti melakukan ibadah puasa sunah di bulan Rajab dan Sya’ban. Selain itu, untuk memperkaya dimensi rohaniah, dapat ditambah dengan meningkatkan aktivitas membaca Al-Quran, sehingga memiliki bekal untuk mengisi bulan penuh berkah ini dengan amal ibadah yang dicintai oleh Allah Subhanahu Wa Taala.

Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam memberikan petunjuk dan panduan tentang Ramadhan kepada sahabat-sahabatnya saat memasuki bulan Ramadhan. Dalam petunjuk tersebut, Nabi menegaskan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan, yang di dalamnya terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Nabi Shollallahu Alaihi Wasallam juga mengingatkan tentang keistimewaan bulan Ramadhan, menyatakan bahwa siapa pun yang melaksanakan kewajiban dalam bulan tersebut setara dengan menjalankan tujuh puluh kewajiban di bulan lain.

Ramadhan juga dianggap sebagai bulan kesabaran yang harus dihadapi dengan ketabahan dan kesabaran agar kelak mendapatkan balasan berupa surga. Bulan Ramadhan juga dianggap sebagai bulan pertolongan, di mana rezeki umat Muslim akan ditambah. Siapa pun yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa di bulan Ramadhan akan diampuni dosanya dan dibebaskan dari siksaan neraka. Orang yang memberikan makan berbuka juga akan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut.

Nabi menekankan bahwa awal bulan Ramadhan dipenuhi dengan rahmat, pertengahan bulan dipenuhi dengan ampunan (maghfirah), dan periode terakhirnya menandakan pembebasan manusia dari siksaan neraka.

Kemunculan banyak keistimewaan dalam bulan Ramadhan ini seharusnya disambut dengan sukacita. Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam pun gembira menyambut bulan Ramadhan, sebagaimana dinyatakan dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Nasa'i dan Imam Ahmad:

  أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ  

Artinya: "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan padamu berpuasa di bulan itu. Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang tidak memperoleh kebajikan di malam itu, maka ia tidak memperoleh kebajikan apapun."

Maka, mari kita bersiap-siap menyongsong kedatangan bulan suci Ramadhan tahun ini dengan meningkatkan mutu dan jumlah pelaksanaan ibadah. Pelaksanaan ibadah puasa hendaknya tidak sekadar menahan lapar dan haus, melainkan juga menjauhi segala perbuatan tercela. Ibadah puasa seyogyanya menjadi sarana pembentukan sikap mental, menjadikan kita individu yang bertaqwa kepada Allah SWT, dan beribadah dengan sepenuh hati dan ketulusan.

Perlu disadari bahwa puasa bukan hanya ibadah untuk diri kita sendiri, namun untuk Allah SWT. Dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan Imam al-Bukhari, Allah SWT berfirman:

  كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ  

Artinya: "Setiap amal seorang manusia adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku akan memberikan balasan kepadanya. Puasa itu adalah perisai, karena itu apabila salah seorang di antaramu berpuasa, janganlah mengucapkan perkataan yang buruk dan keji, jangan membangkitkan syahwat dan jangan pula mendatangkan kekacauan. Apabila ia dimaki atau ditantang seseorang, maka katakanlah: Aku sedang berpuasa."

Semoga Allah memberikan kesehatan dan umur panjang sehingga bisa bertemu dan melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Sekaligus mampu meraih buah ibadah puasa yakni, meningkatnya ketaqwaan kepada Allah SWT, aamiin.

Wallahu A'lam Bishawab

(Sumber: bayuwangi.nu.or.id

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak