Radigfa Media

Biografi Singkat Syaikh Salman Al Farisi: Pewaris Keturunan Datu Kalampayan di Kabupaten Tapin

Makam Syaikh Salman Al Farisi bin Qadhi H. Mahmud Al Banjari - Foto Al Faqir Ahmad

Radigfamedia.online, Kalimantan Selatan - Syaikh Salman Al Farisi adalah salah satu mutiara Kabupaten Tapin keturunan Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kalampayan, adapun silsilah beliau adalah Syaikh Salman Al Farisi bin Qadhi H. Mahmud bin Asiah binti Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari. Beliau adalah anak Qadhi H. Mahmud dengan salah satu istrinya yang bernama Datu Diang.

Syaikh Salman Al Farisi dilahirkan pada malam Rabu tanggal 25 Shafar 1279 H atau bertepatan dengan 19 Agustus 1862 M. Beliau belajar berbagai macam ilmu agama kepada orangtuanya sendiri yaitu Qadhi H. Mahmud yang mana orangtua beliau itu dikenal sangat alim dan termasuk Wali Allah SWT. Pada usia 15 tahun, beliau dikirim ke Tanah Suci Makkah Al Mukarramah untuk memperdalam ilmu-ilmu agama.

Baca Juga: Biografi Singkat Datu Taniran: Jejak Perjalanan Ulama dan Dakwah Islam di Hulu Sungai Selatan

Diriwayatkan saking kerasnya minat beliau menuntut ilmu dan belajar, pada waktu malam beliau disediakan oleh orangtuanya bantal dari batok kelapa agar supaya ketika terlelap kepalanya jatuh dan akan bangun kembali untuk belajar.

Di Tanah Suci Makkah beliau belajar dengan seorang ulama dari Maghribi pada bidang ilmu Falak atau ilmu Astronomi, dan di Tanah Suci Makkah ini beliau juga pernah menikah dengan seorang wanita dari Sumatera dan dikaruniai seorang anak bernama Malik. Sekembalinya dari Tanah Suci Makkah, beliau berdakwah dan tinggal di Desa Gadung. Beliau mengajarkan kitab-kitab karya datuknya yaitu Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari.

Baca Juga: Biografi Tuan Guru H. Ahmad Mughni bin Syaikh H. Ismail bin Syaikh H. Muhammad Thahir Al Allabi

Syaikh Salman Al Farisi memiliki dua orang istri, yaitu:

  1. Ummu Salamah, beranak dua orang yaitu Fatimah dan H. Muhammad.
  2. Hj. Rahimah, beranak satu orang yaitu H. Abdul Qadir.

Ada beberapa riwayat yang menceritakan tentang karamah beliau, di antaranya adalah:

  1. Pada suatu hari beliau kedatangan keponakannya dari daerah Marabahan, keponakannya tadi memakai cincin bertahtakan intan berlian yang mahal. Ketika beliau melihat cincin tersebut, beliau langsung meminjamnya lalu kemudian cincin tersebut beliau buang ke sungai dan beliau katakan bahwa cincin tersebut jelek. Tetapi anehnya pada saat keponakannya tersebut melaksanakan shalat, dia sangat terkejut ketika membaca wirid setelah shalat karena tiba-tiba cincin tersebut sudah ada di dalam rangkaian tasbihnya.
  2. Suatu ketika beliau bepergian dengan muridnya untuk memenuhi hajat seseorang. Ketika beliau pergi hujan turun dengan lebatnya, beliau lalu membuka payung yang sering beliau gunakan. Anehnya murid beliau yang berjalan di samping beliau tidak basah oleh air hujan padahal murid beliau tidak memakai payung.
  3. Suatu hari banyak tamu yang berkunjung ke rumah beliau sedangkan pada saat itu di rumah tidak ada persediaan lauk-pauk, kemudian beliau memasang perangkap ikan di bawah tempat tidurnya. Ketika diangkat, perangkap tersebut penuh dengan ikan.

Syaikh Salman Al Farisi wafat pada hari Jum'at tanggal 9 Dzulhijjah 1350 H atau bertepatan dengan 15 April 1932 M dalam usia kurang lebih 70 tahun. Adapun makam Syaikh Salman Al Farisi bin Qadhi H. Mahmud Al Banjari berlokasi di Desa Gadung, Kecamatan Bakarangan, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan (Link Google Maps).

(Ditulis Oleh Al Faqir Ahmad)

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak