Radigfa Media

Datu Abulung: Ulama Kontroversial Dengan Paham Wahdatul Wujud

Makam Syaikh Abdul Hamid Abulung - Foto Wikipedia

Radigfamedia.online, Kalimantan Selatan - Syaikh Abdul Hamid Abulung atau lebih dikenal dengan Datu Abulung adalah salah satu Ulama Banjar yang berpengaruh pada masanya, beliau adalah Ulama yang pernah menggemparkan Kalimantan dengan paham Wahdatul Wujud. Beliau dihukum mati oleh Sultan Tahmidillah atas pertimbangan Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari yang waktu itu menjabat sebagai Mufti besar.

Pada masa pemerintahan Sultan Tahmidullah, beliau bersama Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari diberangkatkan ke Tanah Suci Makkah untuk menuntut ilmu dengan dibiayai oleh kesultanan. Namun sepak terjangnya tidak banyak yang mengetahui karena beliau tidak meninggalkan kitab karangan seperti Ulama-Ulama lainnya.

Baca Juga: Biografi Tuan Guru Surgi Mufti (Syaikh Jamaluddin bin H. Abdul Hamid Qusasi Al Banjari)

Syaikh Abdul Hamid Abulung atau Datu Abulung memiliki paham tasawuf Wahdatul Wujud, pandangan tasawuf yang dianutnya dipengaruhi aliran ittihad Abu Yazid Al Busthami dan Al Hallaj yang masuk ke Indonesia melalui Hamzah Fansuri, Syamsuddin Al Sumatrani, dan Syaikh Siti Jenar.

Kesempatan Syaikh Abdul Hamid dalam mengembangkan ajaran Wujudiyah mulai mendapatkan sandungan ketika tersiar sampai ke telinga Sultan Tahmidillah dan Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari bahwa ajaran yang dibawanya dianggap meresahkan masyarakat, dilaporkan bahwa Syaikh Abdul Hamid mengajarkan orang-orang bahwa: "Tidak ada wujud kecuali Allah, tidak ada wujud selainnya. Dia adalah aku, aku adalah dia"

Akibat dari pemikirannya, Syaikh Abdul Hamid Abulung berakhir hidupnya di tangan para Algojo Kesultanan Banjar. Beliau dihukum mati oleh Sultan Tahmidillah atas pertimbangan Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari yang waktu itu menjabat sebagai Mufti besar.

Ketika beliau dieksekusi mati, darah yang keluar dari tubuhnya membentuk kalimat syahadat. Atas kejadian ini, Sultan Tahmidillah membangun Masjid Jami' Syaikh Abdul Hamid Abulung sebagai bentuk penebusan dosa karena telah memerintahkan para Algojo Raja untuk mengeksekusi Datu Abulung.

Syaikh Abdul Hamid Abulung dinilai kering karya, karena hingga saat ini hanya ada beberapa fragmen yang menyiratkan pandangan Syaikh Abdul Hamid mengenai tasawuf yang bisa dilacak dan itu pun sangat terbatas. Di Kalimantan Selatan sendiri sekarang ada sebuah karya yang disinyalir kepunyaan Syaikh Abdul Hamid, naskah itu berisi tentang pandangan tasawuf Wujudiyah Mulhid berupa pembahasan mengenai asal kejadian Nur Muhammad.

Lokasi makam: Desa Sungai Batang, kecamatan Martapura Barat, kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Link Google Maps).

Penulis: Al Faqir Ahmad

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak