Radigfa Media

Mengenal Lebih Dekat Sosok Ulama Karismatik Tuan Guru KH. Ahmad Zuhdiannor (Abah Guru Zuhdi)


Ulama Karismatik Tuan Guru KH. Ahmad Zuhdiannor (Abah Guru Zuhdi) - Foto Istimewa

Radigfamedia.online, Kalimantan Selatan - Tuan Guru KH. Ahmad Zuhdiannor atau Abah Guru Zuhdi adalah pemuka agama sekaligus salah satu tokoh masyarakat yang dikenal sebagai ulama besar berpengaruh dan karismatik di Kalimantan Selatan.

Abah Guru Zuhdi dilahirkan di Alabio pada hari Kamis tanggal 10 Februari 1972 M atau 24 Dzulhijjah 1391 H dari pasangan Tuan Guru Muhammad bin H. Jaferi dan Hj. Zahidah binti Tuan Guru Asli. Ayah beliau adalah Pimpinan Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru periode ke-2 dan dikenal sebagai ulama yang cukup berpengaruh di Banjarmasin, sedangkan kakek beliau dari pihak ibu yaitu Tuan Guru Asli adalah tokoh ulama asal Alabio, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Pendidikan formal yang dijalani Abah Guru Zuhdi hanya sampai tingkat Sekolah Dasar. Pada awalnya beliau berguru kepada ayahnya yaitu Tuan Guru Muhammad bin H. Jaferi yang merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru tahun 1986-1993 M. Selain berguru pada sang ayah, beliau juga sempat menimba ilmu sebentar di Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru. Namun karena sering sakit-sakitan, beliau akhirnya berhenti dan melanjutkan pelajarannya di kampung Alabio, Kabupaten Hulu Sungai Utara pada sang kakek yaitu Tuan Guru Haji Asli. Selama belajar dengan kakeknya, beliau mempelajari ilmu Tajwid, Fikih, Tashrif, Tauhid, dan Tasawwuf. Setelah kakeknya wafat, beliau melanjutkan belajar kepada Mu'allim Tuan Guru Syukur, seorang ulama di Teluk Tiram, Banjarmasin. Selama di sana, beliau belajar Tasawwuf, Fikih, Ushul Fikih, dan Arudh. Setelah Mu'allim Tuan Guru Syukur wafat, Abah Guru Zuhdi meneruskan belajarnya kepada Tuan Guru KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al Banjari (Abah Guru Sekumpul).

Baca Juga: Sepenggal Kisah Hidup Almarhum Guru Danau : Ulama Berkharisma, Kaya, Serta Mandiri Dalam Berdakwah dan Berbisnis

Abah Guru Zuhdi pernah mengajar di Pondok Pesantren Al Falah selama sekitar 2 tahun, beliau juga banyak mengisi majelis taklim dan membuka pengajian di Masjid Jami' Banjarmasin, pengajian di rumahnya, pengajian di Langgar Darul Iman Teluk Dalam, pengajian di Masjid Ar-Raudhah Sungai Andai, pengajian di Kota Citra Graha KM. 18, dan pengajian di Masjid Raya Sabilal Muhtadin. Abah Guru Zuhdi sering mengajarkan ilmu Tauhid dan Tasawwuf serta menekankan betapa pentingnya membersihkan hati, beliau juga konsisten di jalur dakwah serta tidak ikut dalam dunia politik misalnya mendukung politisi tertentu dalam pemilihan umum.

Selain sebagai ulama, Abah Guru Zuhdi juga menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat tim sepak bola Barito Putera. Dalam kegiatan yang diselenggarakan Barito Putera, Abah Guru Zuhdi sering kali memimpin agenda yang digelar oleh tim sepak bola tersebut. Beliau juga merupakan Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Kalimantan Selatan periode tahun 2018-2023 M. Abah Guru Zuhdi juga aktif menjadi anggota pemadam kebakaran sekaligus mengetuai sebuah organisasi Barisan Pemadam Kebakaran di Banjarmasin dan turun langsung ke lokasi kebakaran untuk memadamkan api.

Abah Guru Zuhdi meninggal dunia/wafat pada hari Sabtu tanggal 2 Mei 2020 M atau 9 Ramadhan 1441 H dalam usia 48 tahun setelah dirawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta. Almarhum didiagnosis mengalami kanker paru-paru dengan diagnosis banding kanker kelenjar getah bening.

Sebelumnya almarhum dirawat selama 2 hari di rumah sakit dan sempat menjalani pemeriksaan uji cepat dan usap PCR Covid-19, hasil tes menyatakan negatif.

Jamaah pengajian dan warga masyarakat yang mendengar kabar meninggalnya Abah Guru Zuhdi perlahan mulai berkumpul di sekitar kediaman almarhum, ratusan warga yang berkumpul juga berdoa bersama untuk almarhum di Masjid Jami' Banjarmasin. Beberapa petugas kepolisian dan TNI serta relawan pemadam kebakaran yang berjaga memberi imbauan agar masyarakat yang berdatangan tidak berkerumun dan tetap menggunakan masker karena pada saat itu sedang terjadi pandemi Covid-19 dan penerapan pembatasan sosial berskala besar di Banjarmasin. Sebagian warga lainnya juga berkumpul di kawasan perumahan Kota Citra Graha Banjarbaru setelah mendengar kabar bahwa almarhum akan dikebumikan di lokasi tersebut.

Jenazah almarhum diterbangkan dari Jakarta menuju Banjarmasin, anggota keluarga memutuskan almarhum dimakamkan di samping kediamannya di belakang Masjid Jami' Banjarmasin. Pada malam harinya, almarhum dikebumikan dan diantar oleh ribuan warga dan jamaah pengajian sambil melafalkan dzikir dan shalawat.

Makam Tuan Guru KH. Ahmad Zuhdiannor (Abah Guru Zuhdi) - Foto: Wikipedia

Adapun makam Tuan Guru KH. Ahmad Zuhdiannor (Abah Guru Zuhdi) berlokasi di Jl. Belakang Mesjid Jami No.78, Antasan Kecil Tim., Kec. Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Link Google Maps).


(Ditulis Oleh Al Faqir Ahmad)

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak