Radigfa Media

Pulau Bakut, Destinasi Wisata Edukasi dan Konservatif di Tengah Sungai Barito

 

Pulau Bakut - Foto Istimewa 

Radigfamedia.online, Barito Kuala - Pulau Bakut, dengan posisinya yang strategis di tengah-tengah Sungai Barito di bawah Jembatan Barito yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, telah muncul sebagai magnet bagi para pelancong dan pencinta alam. Keunikan lokasinya, dikelilingi oleh aliran sungai yang mengalir tenang, memberikan pengalaman wisata yang menarik serta menyegarkan.

Daya tarik utama Pulau Bakut adalah keberadaan bekantan, primata berhidung panjang yang menjadi ikon konservasi di Kalimantan. Pulau ini telah menjadi tempat rehabilitasi bagi bekantan yang diselamatkan dari tangkapan masyarakat sekitar, dengan tujuan utama untuk mengembalikan mereka ke habitat alaminya. Program ini telah berhasil, terbukti dengan peningkatan signifikan dalam populasi bekantan dari tahun ke tahun, menunjukkan efektivitas upaya konservasi yang dilakukan.

Selain menjadi tempat untuk melihat bekantan, Pulau Bakut menawarkan pengalaman wisata yang beragam. Pengunjung dapat menjelajahi jalur trekking yang mengarah melalui hutan-hutan hijau, menawarkan pemandangan alam yang memikat. Saat berjalan-jalan di sepanjang jalur trekking, pengunjung berpotensi untuk melihat berbagai flora dan fauna endemik serta mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang ekosistem alam.

Untuk memastikan pengalaman wisata yang informatif dan memuaskan, terdapat pemandu lokal yang berpengetahuan luas tentang flora, fauna, serta konservasi alam di Pulau Bakut. Mereka dengan senang hati akan menjawab pertanyaan serta berbagi pengetahuan kepada pengunjung, memperkaya pengalaman wisata mereka.

Pulau Bakut bukan hanya sekadar destinasi wisata biasa, tetapi juga menjadi pusat edukasi dan konservasi alam. Sebagai tempat yang ideal untuk penelitian dan studi lapangan, pulau ini menarik minat para ilmuwan dan mahasiswa untuk memahami lebih dalam tentang kehidupan alam dan upaya-upaya konservasi yang dilakukan di Kalimantan Selatan.

Dengan segala keunikan dan potensinya, Pulau Bakut menawarkan lebih dari sekadar liburan yang menyenangkan. Ia juga memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk terlibat dalam upaya pelestarian alam yang sangat penting, menjadikannya destinasi yang bernilai dan berkesan bagi siapa pun yang mengunjunginya.

Selain pengalaman melihat bekantan dan menjelajahi trek alam, Pulau Bakut juga menawarkan pemandangan yang memukau dengan latar belakang megahnya Jembatan Barito. Pengunjung dapat menikmati suasana santai sambil berjalan-jalan di sekitar pulau, menikmati udara segar sambil sesekali berfoto dengan latar belakang hutan hijau dan jembatan yang berdiri kokoh.

Bagi yang ingin mendapatkan perspektif yang lebih luas, terdapat dua menara pengawas setinggi sekitar 15 meter yang tersedia bagi pengunjung. Dari atas menara, pengunjung dapat menyaksikan keindahan Pulau Bakut dari ketinggian. Hijau hutan yang luas dan langit yang biru akan mendominasi pemandangan yang menakjubkan sejauh mata memandang.

Kombinasi antara keindahan alam, megahnya Jembatan Barito, dan ketinggian menara pengawas menjadikan Pulau Bakut sebagai destinasi yang sempurna untuk menikmati keindahan alam Kalimantan Selatan sambil menciptakan kenangan yang tak terlupakan.


Pulau Bakut - Foto Istimewa

Bagi pengunjung yang ingin menjelajahi TWA Pulau Bakut, terdapat tarif masuk yang berbeda-beda tergantung pada status kewarganegaraan dan hari kunjungan. Untuk pengunjung lokal, tiket masuknya adalah Rp. 10.000 pada hari biasa dan Rp. 12.500 pada hari libur. Sementara itu, untuk wisatawan mancanegara, harga tiket masuknya adalah Rp. 100.000 pada hari biasa dan Rp. 150.000 pada hari libur. Sebagian dari pendapatan tiket masuk disalurkan ke negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), sementara sisanya dikelola oleh kelompok masyarakat binaan BKSDA Kalimantan Selatan. Perlu diingat bahwa TWA Pulau Bakut tutup pada hari Jumat untuk memberikan kesempatan pemulihan habitat serta bekantan, serta untuk membersihkan dan memperbaiki sarana prasarana.

Ada dua opsi bagi para pengunjung yang ingin mengunjungi Pulau Bakut. Pertama, pengunjung dapat melakukan perjalanan darat selama 1,5 hingga 2 jam menuju Desa Marabahan Baru, Kecamatan Barito Kuala. Di ujung jembatan Barito, terdapat area parkir luas tempat pengunjung dapat bersiap-siap menyeberang ke Pulau Bakut. Klotok atau perahu kayu yang disediakan oleh masyarakat setempat siap mengantarkan pengunjung dengan tarif Rp. 10.000 per orang untuk sekali jalan, dengan waktu perjalanan sekitar 5 menit saja. Dari tepi sungai ini, pengunjung dapat menikmati pemandangan hijau Pulau Bakut.

Alternatif kedua adalah dengan menyusuri Sungai Martapura hingga Sungai Barito untuk mencapai Pulau Bakut dalam waktu sekitar satu hingga dua jam. Perjalanan menyusuri sungai ini akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan, melintasi air yang tenang dengan langit biru sebagai atapnya, serta bertemu dengan kapal kecil dan tongkang pengangkut batu bara. Pengunjung juga dapat melihat aktivitas sehari-hari warga yang tinggal di pinggiran sungai. Jika memilih opsi ini, disarankan untuk membawa topi dan kacamata hitam untuk melindungi kepala dan mata dari sinar matahari.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak