Radigfa Media

Mengapa Inti Bumi Begitu Panas?

Radigfamedia.online - Bayangkan saat ini Anda tengah menikmati tidur yang nyenyak di bawah selimut, siap untuk menjalani hari yang diisi dengan rencana menyenangkan di taman bersama anjing kesayangan Anda. Namun, ketika Anda membuka mata dan melihat keluar jendela, tiba-tiba Anda disambut dengan pemandangan salju yang menyelimuti tanah. 

Pembentukan bumi melalui akresi (Kredit Foto : TheVagabond V.Schaal/Shutterstock)

Saat itulah, Anda menjadi teringat dengan topik yang baru saja Anda pelajari kemarin, yang membuat Anda merasa sedikit bingung. Anda telah membaca bahwa inti bumi adalah sumber panas yang sangat besar. Tetapi pertanyaannya, ke mana panas tersebut hilang, dan mengapa terjadi salju padahal di bawah tanah terdapat begitu banyak panas?

Kemungkinan Anda telah melewatkan beberapa hal penting tentang inti bumi!

Inti bumi memang memiliki suhu yang sangat tinggi, namun sebenarnya hal ini sudah berlangsung sejak bumi terbentuk. Bahkan, inti bumi yang panas adalah salah satu faktor penting yang memungkinkan kehidupan kita ada di planet ini. Terdengar agak aneh, bukan? Tetapi ternyata tidak. Panas yang terdapat di dalam inti bumi sangatlah penting bagi kelangsungan hidup kita.

Sebelum kita membahas lebih dalam tentang panas di inti bumi, mari kita pelajari lebih lanjut tentang struktur lapisan-lapisan di dalam bumi.

Bumi Tercipta dalam Lapisan-Lapisan

Meskipun kita telah mencapai kemajuan yang luar biasa dalam menjelajahi alam semesta, memahami planet kita tidaklah mudah. Namun, berkat analisis batuan dari gunung berapi dan studi tentang gelombang seismik, kita bisa lebih memahami struktur internal planet kita.

Bumi tidaklah padat dan homogen seperti bola, melainkan terdiri dari beberapa lapisan. Planet ini terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Pada awalnya, bumi hanya berupa bola gas, tetapi seiring berjalannya waktu, gas-gas tersebut bereaksi dan material dengan kepadatan berbeda-beda mulai terpisah, membentuk bumi seperti yang kita kenal sekarang—sebuah planet berbatu dengan struktur seperti bawang.

Lapisan terluar bumi adalah kerak bumi, tempat kita tinggal dan melakukan aktivitas sehari-hari. Kerak ini cukup tipis dibandingkan dengan lapisan-lapisan lainnya, terdiri dari kerak samudera dengan kedalaman sekitar 8 km dan kerak benua dengan lebar sekitar 32 km yang sebagian besar terdiri dari granit.

Di bawah kerak adalah mantel, yang tebalnya mencapai 2.900 km. Mantel terdiri dari mantel atas yang kaku dan rapuh, serta mantel bawah yang mengalir seperti batuan setengah cair. Lapisan atas mantel yang menyatu dengan kerak bumi disebut litosfer, sedangkan lapisan setengah cair disebut astenosfer.

Lapisan Bumi dalam Penampang (Kredit Foto: Ellen Bronstayn/Shutterstock)

Selanjutnya, di bawah mantel terdapat inti, yang terbagi menjadi inti luar dan inti dalam. Inti luar terutama terdiri dari besi dan nikel dalam bentuk cair dengan suhu sangat tinggi, sekitar 4.000 hingga 5.000 derajat Fahrenheit, dan tebalnya sekitar 2.300 km. Sedangkan inti dalam, yang menjadi pusat panas terpanas di planet ini, memiliki suhu antara 9.000 hingga 13.000 derajat Fahrenheit dan tetap padat meskipun panasnya sangat tinggi, dengan ketebalan sekitar 1.200 km.

Mengapa Inti Bumi Begitu Panas?

Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana bumi yang berusia 4,6 miliar tahun bisa begitu panas di bagian dalamnya. Jawabannya terletak pada dua alasan utama.

Pertama, panas di dalam bumi sebagian besar berasal dari proses pembentukan planet ini yang disebut akresi. Ketika tata surya terbentuk, bumi juga ikut berputar mengelilingi matahari. Proses tarikan gravitasi yang kuat menyebabkan bermacam-macam benda, seperti meteorit, berkumpul membentuk sebuah planet besar. Setiap kali proses ini terjadi, terjadi pelepasan panas yang besar.

Selanjutnya, setelah terbentuk, material di dalam bumi mulai terpisah menjadi berbagai lapisan sesuai dengan kepadatannya, dan bahan yang paling padat menetap di inti. 

Struktur Bumi Berlapis (Kredit Foto : cigdem/Shutterstock)

Meskipun proses ini menghasilkan panas yang besar, bumi yang besar tidak dapat dengan cepat menyingkirkan panas tersebut, sehingga panas tersebut terjebak di dalam bumi. Dan panas ini bertahan dalam waktu yang sangat lama karena kerak bumi bertindak sebagai selimut, dan mantel bukanlah penghantar panas yang efisien.

Alasan kedua di balik panas di dalam bumi adalah peluruhan unsur radioaktif seperti uranium. Ketika unsur-unsur ini meluruh, mereka melepaskan panas sebagai produk sampingan. Panas ini menyebabkan pemanasan di dalam bumi.

Meskipun suhu di inti bumi sangat tinggi, inti ini sangat penting bagi kehidupan di planet kita. Inti luar yang berbentuk cair menghasilkan arus konveksi yang menciptakan medan magnet bumi. Medan magnet ini melindungi planet kita dari radiasi berbahaya dari matahari dan menjaga atmosfer bumi tetap stabil. Sementara itu, inti dalam membantu menstabilkan medan magnet tersebut.

Gerakan di inti luar dan panas yang dihasilkannya juga menyebabkan gerakan di lapisan atas, terutama di mantel, yang pada gilirannya menyebabkan pergerakan lempeng-lempeng bumi. Pergerakan ini menciptakan pergeseran benua dan membentuk daratan baru.

Jadi, meskipun inti bumi begitu panas, panas tersebut sangat penting bagi kelangsungan hidup kita dan semua makhluk hidup di planet ini. Keseimbangan yang dibawa oleh inti bumi adalah anugerah yang sangat berharga bagi dunia kita.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak