Radigfa Media

Pentingnya Digitalisasi Tambang: Respons Luhut Pandjaitan terhadap Kasus Korupsi Timah

Radigfamedia.online - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, memberikan respons yang tegas terhadap kasus korupsi yang mengguncang dunia pertambangan, khususnya dalam konteks penambangan timah. 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi/pri. (ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi)

Kasus ini mencuat dengan melibatkan belasan orang sebagai tersangka, termasuk Harvey Moeis dan Helena Lim, suami dari aktris ternama Sandra Dewi. Selain itu, kerugian lingkungan akibat dari aktivitas penambangan liar yang terkait dengan kasus ini diperkirakan mencapai jumlah yang sangat signifikan, yakni sekitar Rp 271 triliun.

Luhut Binsar Pandjaitan menunjukkan kesedihan dan keprihatinannya terhadap kasus korupsi yang melibatkan industri tambang timah. Dalam tanggapannya, ia menekankan bahwa pemerintah tengah fokus untuk meningkatkan kualitas sistem pendataan di sektor pertambangan melalui digitalisasi. Salah satu inisiatif yang dijalankan adalah pengembangan Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara (SIMBARA). SIMBARA diharapkan mampu mengintegrasikan data pertambangan secara menyeluruh di seluruh Indonesia.

"Saya sangat menyayangkan praktik kasus korupsi timah yang terjadi kali ini, mengingat kami sedang menyempurnakan SIMBARA sehingga mampu mengintegrasikan seluruh data pertambangan di Indonesia," ujar Luhut.

Selanjutnya, Luhut menegaskan bahwa kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah untuk lebih mempercepat proses digitalisasi sistem pendataan tambang. Dia juga mengakui bahwa mungkin ada keterlambatan dalam upaya ini. Namun, hal ini menjadi pemicu untuk melakukan perbaikan dan pembenahan lebih lanjut.

Selain itu, Luhut juga menjelaskan upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengintegrasikan data-data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ke dalam sistem SIMBARA. Langkah ini, sebagaimana yang telah dilakukan untuk komoditas batubara, diharapkan dapat meningkatkan transparansi data batubara di Indonesia.

"Sekarang saya sedang mengejar di ESDM supaya di ESDM semuanya selesai. Untuk itu nanti kita akan masukan itu segera Timah masuk ke dalam sistem ini," tutur Luhut.

Dia menjelaskan bahwa integrasi data timah ke dalam SIMBARA akan memungkinkan pelacakan asal-usul timah, pengecekan keabsahan tempat penambangan, dan penilaian pembayaran pajak serta royalti dengan lebih akurat. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kontrol terhadap industri tambang, serta meminimalisir potensi tindakan korupsi di masa mendatang.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak