Radigfamedia.online - Baru-baru ini, di Hong Kong, dilaporkan adanya kasus pertama infeksi virus B, juga dikenal sebagai virus herpes simiae, pada manusia. Pasien yang terinfeksi adalah seorang berusia 37 tahun yang saat ini dirawat intensif di Rumah Sakit Yan Chai karena kondisinya yang kritis.
 |
| Arsip - Seekor monyet liar terlihat di dekat mobil di Daerah Otonomi Tibet, China, 23 April 2018. (Xinhua/Jigme Dorgi) |
Ia dibawa ke unit perawatan intensif pada 21 Maret setelah mengalami demam dan penurunan tingkat kesadaran. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya virus B dalam cairan serebrospinal pasien.
Berdasarkan informasi dari keluarga dan penyelidikan awal, diketahui bahwa pasien ini telah melakukan kontak dengan monyet liar dan mengalami luka saat berkunjung ke Kam Shan Country Park pada akhir Februari.
Menurut Pusat Perlindungan Kesehatan (CHP) dari Departemen Kesehatan Hong Kong, "investigasi epidemiologis sedang dilakukan untuk memahami lebih lanjut kasus ini."
Meskipun ini merupakan kasus pertama yang dilaporkan oleh CHP, virus B sebelumnya telah tercatat di negara lain seperti Amerika Serikat, Kanada, Tiongkok, dan Jepang.
Pusat Perlindungan Kesehatan juga menyatakan bahwa "virus B secara alami tersebar melalui air liur, urine, dan kotoran dari kera, jenis monyet liar yang umum dijumpai di Hong Kong."
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, "gejala infeksi virus B mirip dengan flu, seperti demam, menggigil, nyeri otot, kelelahan, dan sakit kepala. Namun, infeksi dapat berkembang menjadi penyakit yang memengaruhi sistem saraf pusat, dengan potensi kerusakan otak yang parah bahkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat. Tingkat kematian akibat infeksi virus B yang tidak diobati diperkirakan mencapai 70-80 persen."
CHP menyarankan agar siapa pun yang berhubungan dengan monyet atau kotorannya segera mencuci tangan dengan sabun dan air untuk menjaga kebersihan. Jika terjadi gigitan atau cakaran dari monyet, segera cari pertolongan medis.
Wilson Lam dari Masyarakat Penyakit Menular Hong Kong menekankan bahwa pengobatan antivirus harus dimulai dalam lima hari pertama setelah tertular virus. "Semakin cepat pengobatan dimulai, semakin baik hasilnya," katanya.