Radigfa Media

Amuk Hantarukung: Perlawanan Heroik Terhadap Penjajahan Belanda di Kalimantan Selatan

Radigfamedia.online, Kalimantan Selatan - Hantarukung adalah nama sebuah perkampungan yang terletak di Desa Wasah Hilir, Kecamatan Simpur, Kabupaten Hulu Sungai Selatan saat ini. Pada tahun 1899, terjadi peristiwa pertempuran sengit melawan Belanda di sana.
Amuk Hantarukung: Perlawanan Heroik Terhadap Penjajahan Belanda di Kalimantan Selatan - Foto Net

Amuk Hantarukung merupakan bagian dari perlawanan dalam Perang Banjar terhadap penjajahan Belanda. Perlawanan ini dipimpin oleh Bukhari, seorang penduduk kelahiran Hantarukung tahun 1850. Sejak muda, Bukhari telah mengabdikan dirinya dalam perjuangan di Puruk Cahu, hulu Sungai Barito, di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad Seman.

Dengan surat resmi dari Sultan Muhammad Seman, Bukhari dan adiknya Santar tiba di Hantarukung untuk menyusun pemberontakan terhadap Belanda. Mereka disambut hangat oleh penduduk setempat, dan dengan bantuan Pangerak Yuya, mereka berhasil mengorganisir perlawanan. Bukhari dikenal memiliki kekebalan terhadap senjata, yang diyakininya dan diwariskannya kepada pengikutnya. Dalam waktu singkat, sekitar 25 penduduk menyatakan diri sebagai pengikutnya, dan bersama-sama mereka siap melawan Belanda.

Pemberontakan ini mendapat dukungan dari Desa Wasah Hilir, Desa Hamparaya, dan Desa Ulin. Perlawanan mencapai puncaknya pada 18 September 1899, ketika Bukhari dan pengikutnya berhasil membunuh kontrolir, adspirant, dan seorang anak buah Belanda. Pembalasan Belanda datang pada 19 September, dan dalam pertempuran berikutnya, Bukhari, Haji Matamin, Landuk, dan Pangerak Yuya gugur sebagai pahlawan. Penduduk Hantarukung dan desa sekitarnya mengalami pembalasan kejam oleh Belanda, dengan banyak warga ditangkap, dijatuhi hukuman mati, atau dibuang.

Jenazah Bukhari, Landuk, dan Haji Matamin dimakamkan di Desa Parincahan, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Sejarah peristiwa ini menjadi bagian dari perlawanan rakyat terhadap imperialisme dan kolonialisme di Kalimantan Selatan.
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak