Radigfa Media

Jejak Islam di Kerajaan Banjar: Peran Ulama dan Pedagang dalam Sejarah Islamisasi Kalimantan Selatan

Radigfamedia.online, Kalimantan Selatan - Masuknya Islam ke Indonesia, termasuk wilayah Banjar di Kalimantan Selatan, tidak terlepas dari peran penting ulama dan tokoh agama dari berbagai daerah. Proses Islamisasi ini terjadi dalam beberapa tahap dan melibatkan berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri.

Jejak Islam di Kerajaan Banjar: Peran Ulama dan Pedagang dalam Sejarah Islamisasi Kalimantan Selatan - Foto Net

Islamisasi Awal di Kalimantan Selatan

Islam mulai dikenal di Banjar jauh sebelum abad ke-16, melalui interaksi perdagangan dengan para pedagang dari Gujarat dan Cina. Pada awal abad ke-15, permintaan cengkih yang meningkat membuat para pedagang Muslim dari Gujarat dan Cina, yang banyak di antaranya sudah beragama Islam, sering singgah di pelabuhan-pelabuhan Kalimantan Selatan dalam perjalanan dagang mereka. Dalam catatan Jing Yai Sheng Lan tahun 1416, disebutkan bahwa para pedagang Cina yang beragama Islam juga memainkan peran penting dalam penyebaran agama ini.

H. Abdul Muis dalam prasarannya yang berjudul "Masuk dan Tersebarnya Islam di Kalimantan Selatan," menyatakan bahwa Raden Paku (Sunan Giri), putra Sayid Ishak, pada usia 23 tahun, berlayar ke Kalimantan dan berdagang di pelabuhan Banjar. Kehadirannya di pelabuhan ini membawa pengaruh besar terhadap masyarakat setempat, yang berduyun-duyun membeli barang dagangannya dan menerima ajaran Islam.

Peran Penghulu dari Demak

Pada awal abad ke-16, Sultan Suriansyah, penguasa Kerajaan Banjar, diislamkan oleh seorang penghulu dari Demak. Meskipun nama penghulu tersebut tidak disebutkan dalam Hikayat Banjar, ada beberapa kandidat yang mungkin, seperti Sunan Bonang, Makdum Pembayun, Kiayi Pembayun, Penghulu Rahmatullah, dan Sunan Kudus. Mereka menjabat sebagai penghulu di Demak pada rentang waktu yang berbeda.

Menurut sejarah, pengislaman Sultan Suriansyah diikuti oleh para patih dan rakyatnya, yang kemudian mengukuhkan Islam sebagai agama utama di Kerajaan Banjar. Namun, setelah mengislamkan Sultan, penghulu dan mantri Demak kembali ke negeri mereka. Hal ini membuka jalan bagi ulama lokal untuk melanjutkan penyebaran Islam di wilayah tersebut.

Khatib Dayyan: Ulama Lokal yang Berjasa

Salah satu ulama lokal yang sangat berjasa dalam penyebaran Islam di Kalimantan Selatan adalah Khatib Dayyan. Ia dikenal sebagai penyebar Islam pertama di wilayah ini dan memiliki peran penting dalam mengislamkan Sultan Suriansyah serta rakyatnya. Makam Khatib Dayyan terdapat di dalam Kompleks Makam Sultan Suriansyah, yang menunjukkan betapa besar jasa dan pengaruhnya dalam sejarah Islamisasi di Banjar.

Pengaruh Pedagang dan Nasihat Patih Masih

Selain itu, data menunjukkan bahwa sebelum datangnya penghulu dari Demak, Islam sudah dikenal oleh masyarakat Banjar melalui pedagang-pedagang dari Gujarat, Cina, dan Jawa. Kehadiran pedagang-pedagang Muslim ini membawa pengaruh signifikan terhadap penyebaran Islam di Kalimantan Selatan. Nasihat Patih Masih kepada Raden Samudera untuk meminta bantuan kepada Kerajaan Islam Demak juga menunjukkan adanya simpati dan pengetahuan tentang Islam di kalangan penguasa Banjar.

Kehadiran berbagai pedagang dari luar, seperti Melayu, Cina, Bugis, Makasar, dan Jawa, yang mendukung Raden Samudera dalam melawan Pangeran Tumenggung, juga menunjukkan bahwa Islam sudah cukup dikenal dan diterima di kalangan masyarakat Banjar sebelum bantuan resmi dari Demak datang.

Secara keseluruhan, proses penyebaran Islam di Kerajaan Banjar merupakan perjalanan panjang yang melibatkan banyak pihak. Ulama dan pedagang dari luar negeri, serta tokoh-tokoh lokal seperti Khatib Dayyan, memainkan peran penting dalam memperkenalkan dan mengukuhkan Islam di wilayah ini. Pengaruh Islam di Banjar tidak hanya datang dari satu arah, tetapi merupakan hasil dari interaksi dan kontribusi berbagai kelompok yang membentuk sejarah Islamisasi di Kalimantan Selatan.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak